Perkunjungan Pastoral: Tugas Akhir Rostrina Pakpahan
Tugas Akhir
Nama Mahasiswa :
Rostrina Pakpahan
Program :
Pascasarjana(S2)
PT : STT Bethesda Bekasi
PT : STT Bethesda Bekasi
Mata Kuliah :
Penggembalaan Lintas Budaya
Dosen :
Pdt. Dr. Yonas Muanley, M.Th.
Pengantar Dosen
Perkunjungan
pastoral merupakan salah satu pokok dari tugas pastoral. Dengan kata lain,
variabel perkunjungan pastoral merupakan salah satu tugas yang mesti
diperhatikan oleh setiap anggota gereja/Kristen yang melakukan tugas
pastoral/penggembalaan.
Rostrina Papkpahan
mengemas tugas Akhir mata Kuliah Penggembalaan Lintas Budaya dalam format:
Pendahuluan, Pembahasan dan Kesimpulan.
Apa dan bagaimana
perkunjungan pastoral akan nampak dalam deskripsi tugas akhir dari Rostrina
Pakpahan berikut ini:
Bab I
Pendahuluan
Kepedulian pada jiwa-jiwa adalah inti dari seluruh
tugas gembala sidang karena dengan peduli pada jiwa, maka seorang gembala
sidang sedang memperdulikan kehidupan jemaatnya. Dengan mengerjakan tugas
ini, seorang gembala sidang sedang berurusan langsung dengan bagian terdalam
dari kehidupan manusia. Secara tidak langsung, gembala sidang sedang menyediakan
dirinya untuk dipakai Tuhan untuk merubah kehidupan manusia, bukan hanya
penampilan tetapi inti kehidupan.
Oden menyebutkan tiga bagian dalam kehidupan
manusia yang harus dipedulikan. Pertama kebutuhan fisik Meskipun kebutuhan ini
temporal namun kebutuhan fisik adalah bagian yang sangat penting. Kedua,
kebutuhan moral. Kebutuhan ini bersifat volitional atau sukarela.
Di dalamnya gembala sidang membantu jemaat untuk melihat nilai-nilai pilihan,
pertimbangan-pertimbangan etis dan keputusan-keputusan moral. Terakhir
adalah kebutuhan spiritual. Kedua kebutuhan yang lain dapat dilihat dan
dirasakan, dan keberadaannya secara langsung mempengaruhi kebutuhan
spiritual. Sebaliknya kondisi spiritual seseorang akan mempengaruhi kedua
kebutuhan yang lainnya. Dan hal itu dapat terlaksana dengan adanya perkujungan
pastoral.
Bab II
Pengertian perkujunngan dan pastoral
1. Pengertian Perkunjungan
Perkunjungan adalah kegiatan yang pada
hakikatnya merupakan tindakan manusiawi untuk membangun dan mengembangkan
relasi antar sesama. Dengan melihat hal positf dari perkunjungan, maka gereja
menempatkan perkunjungan ke dalam aktivitas gerejawi untuk menjaga
kesinambungan hidup gereja dengan memperhatikan kehidupan jemaat dan
menempatkan jemaat dalam posisi yang terpenting dalam kehidupan gereja.
Sesuai gambaran di atas, maka
perkunjungan harus dipahami dalam terang dasar seperti berikut.
a. Perkunjungan
adalah bentuk dari Evangelisasi oleh Presensia
Marilah kita pahami terlebih dahulu bahwa
perkunjungan itu adalah salah satu bentuk dari
evangelisasi Gereja. Yang dimaksud dengan
evangelisasi Gereja adalah sebuah tindakan konkret dari gereja untuk menyatakan
dan memberitakan kabar baik tentang kedatangan Kerajaan Allah, baik melalui
perkataan dan perbuatan, kepada manusia (= manusia Kristen dan
bukan-Kristen) di seluruh dunia. Dan untuk memberitakan kabar tersebut, maka
salah satu media/ sarana yang dipakai adalah dalam wujud perkunjungan kepada
warga.
Mengapa perkunjungan itu dikatakan
sebagai bentuk dari evangelisasi? Perlu dipahami di sini bahwa pemberitaan
kabar baik pertama (atau seorang evangelis pertama) dilakukan oleh Tuhan Yesus
sendiri. IA, yang adalah Tuhan, telah hadir dan menetap (present) di
antara manusia dan memberitakan setiap kabar kesukacitaan tentang Kerajaan
Allah kepada manusia. Jadi pemberitaan tersebut, pada dasarnya dilakukan dengan
cara hadir dan meng-“ada” di antara manusia (istilah ini kemudian dikenal
dengan presensia).
b. Perkunjungan
adalah pelayanan yang ditugaskan Tuhan kepada Gereja.
Jika demikian, maka dalam perkunjungan
kita jangan melakukan hal-hal yang kita pikirkan dan bukan
juga melakukan hal-hal yang dipikirkan oleh keluarga yang kita kunjungi. Yang
harus dilakukan dalam kunjungan adalah hal-hal yang ada hubungannya dengan
Firman Allah; atau lebih tepat dikatakan: melakukan-hal-hal yang dilihat dalam
terang Firman Allah. Maksudnya: dalam kunjungan ini kita dapat berbicara dengan
bebas tentang segala sesuatu yang dilihat dalam perspektif Firman Allah. Namun
hal ini bukan berarti bahwa perkunjungan itu merupakan kotbah berjalan,
melainkan apa pun yang dibicarakan dalam perkunjungan itu, semua harus
berlangsung dalam terang Firman Allah, karena kita melakukan percakapan bersama
di hadapan Allah.
c.
Perkunjungan tidak sama dengan Percakapan Pastoral
Banyak orang salah mengira bahwa
perkunjungan itu adalah sama dengan percakapan pastoral, sehingga jika mau
berkunjung orang harus siap membawa Alkitab dan Nyanyian Rohani. Dan dalam
perkunjungan tersebut, keluarga yang dikunjungi diminta untuk menyampaikan apa
yang menjadi pergumulan hidupnya. Perkunjungan tidak seperti itu! Perkunjungan
adalah upaya gereja dalam menyapa kehidupan dalam keluarga. Melalui
perkunjungan gereja dapat menemani kehidupan keluarga yang dikunjungi sekaligus
membangun relasi yang baik. Kalau dalam perkunjungan itu ada permasalahan yang
harus disampaikan oleh keluarga (yang merupakan masalah pastoral), maka kita
yang mengunjungi harus membuat janji untuk bertemu dalam pertemuan khusus, yang
merupakan pertemuan lanjutan dan nantinya akan berkembang menjadi percakapan
atau kasus pastoral. Oleh sebab itu, perkunjungan haruslah singkat dan
secukupnya saja.
2. Pengertian Pastoral
Secara etimologi pastoral berasal dari
kata pastor (latin) yang berarti gembala. Ini berarti bahwa pastoral berarti
sebuah kata sifat, sifat “gembalani”. Lalu perihal segala sesuatu yang menjadi
pekerjaan/tindak tanduk seorang gembala dalam melayani umat menjadi ruang
lingkup pastoral. Oleh karenanya ada yang mengatakan bahwa pastoral merupakan
pelayanan berwajah banyak. Sebab, segala sesuatu yang terkait dengan tugas
gembala gereja terhadap umat menjadi ruang lingkup pastoral (kotbah,
katekisasi, pembinaan, perkunjungan, perutusan, dst).
Karena luasnya ruang lingkup
pastoral, sebagian kalangan mulai berpikir sebaliknya. Bahwa, pastoral tidak
selalu berwajah banyak. Pastoral dapat dibatasi sebagai tindakan khusus yang
dilakukan gereja dalam rangka penggembalaan umat. Sebagai contoh yang dimaksud
pastoral adalah tindakan gerejawi seperti: Pendampingan pastoral, percakapan
gerejawi dan perkunjungan pastoral. Kedua pemahaman di atas tidaklah perlu kita
lihat sebagai pertentangan – bahwa yang satu lebih benar dari yang lain. Sebab,
keduanya memiliki kebenarannya masing-masing. Dan bukan juga berarti bahwa
dapat begitu saja memadukan kebenaran dari keduannya sebab memang ada perbedaan
di antara keduanya. Yang dapat kita lakukan adalah mencari suatu cara pandang
baru yang melampaui dualisme pandangan-pandangan di atas.
Fungsi pastoral sekiranya dapat kita
kategorikan dalam bebera fungsi pastoral. Pertama, membimbing. Kedua,
menguatkan. Ketiga, menyembuhkan. Keempat, mendamaikan. Prinsip pastoral
adalah pengampunan-penerimaan-pendamaian bukan
penghakiman-penolakan-pengucilan
Pastoral sebagai sebuah “prespektif penggembalaan”.
Menempatkan pastoral sebagai sebuah
“perspektif” maka mengandaikan sebuah titik pandang tertentu mengenai sikap,
karakter, perasaan, pikiran atau tindakan tertentu dari pelayan pastoral. Dalam
hal ini perspektif yang dimaksud adalah “perspektif gembala”. Titik pandang ini
tentunya tidak bersifat tempelan saja sebab menjadi sikap mendasar yang selalu
muncul dalam diri seorang pelayan pastoral. Dengan menempatkan pastoral
sebagai “perspektif” berarti menunjukan keterarahan tertentu dari sikap,
karakter, perasaan, dst pada suatu objek atau orang lain. Ini berarti bahwa
pastoral dalam “perspektif penggembalan” menjadi bersifat relasional.
Pusat dari isi penggembalaan adalah
sebuah sikap batin seorang gembala yang memiliki kerinduan yang kuat akan
kesejahteraan dombanya. Situasi kerinduan yang kuat itu dapat kita tandai dalam
konsep-konsep penyembuhan, pemeliharaan, dan pembimbingan. Penyembuhan dapat
kita jumpai layaknya seorang samaria yang baik hati. Pemeliharaan berarti
menguatkan atau berbelarasa dengan penuh keberanian terhadap orang yang
menderita. Pembimbingan berarti membantu orang untuk menemukan jalan keluarnya
sendiri.
Ketika kita dapat melihat pastoral
sebagai ”perspektif penggembalaan” maka kita dapat menemukan bahwa ada titik
singgung yang mungkin terjadi dengan pendekatan Apreciative Inquairy (AI).
Logika berpikir dalam pendekatan AI akan memperkaya “perspektif penggembalaan” oleh
karena penekanannya yang kuat akan potensi dan kualitas serta pemaknaan
peristiwa. Bahkan dapat dikatakan bahwa Pastoral dalam “perspektif
penggembalaan” sudah memiliki sifat dasar yang apresiatif. Jadi dimanapun
tempat, semestinya pastoral adalah apresiatif.
Dalam hal ini perlu juga diketahui bahwa
ada perspektif lain yang berkembang selain “perspektif penggembalaan” untuk
melihat tindakan operasional gereja. Yaitu, perspektif “pengkomunikasian
Injil” yang berkenaan dengan tujuan fungsional dalam meresapkan Firman ke dalam
akal, hati, dan kehidupan manusia. Penyampaian firman ini soal penyampaian
kebenaran yang menyelamatkan manusia.
Perspektif yang terakhir, yaitu,
perspektif “pengorganisasian persekutuan”. Ini berarti mengenai karya untuk
menyatukan persekutuan dan mengatur hubungan dalam persekutuan maupun antara
persekutuan dengan yang bukan persekutuan.
Setelah kita melihat pengertian kedua
kata diatas, saat ini kita akan melihat apa itu perkunjungan
pastoral dalam jemaat lokal berdasarkan lintas budaya.
Bab III
Perkunjungan Pastoral
Perkunjungan pastoral bukanlah mengadakan
ibadah seperti biasa, tetapi member perhatian khusus kepada anggota jemaat,
supaya mereka merasa dan mengatahui bahwa dirinya disapa secaara pribadi oleh
Firman Tuhan dan supaya mereka mengetahui apa panggilan mereka untuk seluruh
hidupnya
Pelayanan
kependetaan sangat unik, karena ia dapat melayani jemaat setiap waktu dan
membuka peluang untuk pelayanan sosial, dialog yang hangat dan kesaksian
Kristen.
Tidak seperti konselor psikologi, psikoterapis atau dokter dan pengacara yang menunggu klien mereka datang ke klinik atau kantor, maka untuk pendeta selalu ada pintu yang terbuka disetiap rumah anggota jemaat. Mereka merasa terhormat dengan kunjungan pendeta.
Mengapa ada perbedaan antara pelayanan pendeta dengan profesi lain yang memilki kode etik yang ketat ? Jawabannya adalah karena secara moral dan tradisi, pelayanan ini tidak mengambil bayaran. Bahkan jemaat suka mengundang pendeta kerumah mereka untuk dapat mendampingi mereka dalam peperangan rohani.
Tidak seperti konselor psikologi, psikoterapis atau dokter dan pengacara yang menunggu klien mereka datang ke klinik atau kantor, maka untuk pendeta selalu ada pintu yang terbuka disetiap rumah anggota jemaat. Mereka merasa terhormat dengan kunjungan pendeta.
Mengapa ada perbedaan antara pelayanan pendeta dengan profesi lain yang memilki kode etik yang ketat ? Jawabannya adalah karena secara moral dan tradisi, pelayanan ini tidak mengambil bayaran. Bahkan jemaat suka mengundang pendeta kerumah mereka untuk dapat mendampingi mereka dalam peperangan rohani.
Dan disamping itu juga sudah menjadi tugas seorang
gembala sidang untuk memberi makan domba-domba yang digembalkannya dan
memperhatikan mereka secara terus menerus. Perkunjungan pastoral adalah
salah satu usaha untuk mengerjakan tugas ini. Perkunjungan pastoral harus
dikerjakan secara terus menerus. Gembala yang baik sebaiknya mengetahui
dan memonitor perkembangan kehidupan domba-dombanya. Untuk dapat
melakukannya dengan lebih mudah, gembala sidang dapat mengunjungi jemaatnya
dengan berbagai tujuan, seperti perkunjungan yang bersifat mengajar,
perkunjungan yang hanya untuk membangun hubungan baik, perkunjungan kepada yang
sakit dan lain sebagainya. Lebih dari semuanya itu, perkunjungan pastoral
harus dilandasi dengan kasih dan bukan semata-mata karena itu adalah tuntutan
profesi.
Yesus sendiri telah memberikan contoh bagi perkunjungan
pastoral. dimana Yesus mengadakan banyak sekali percakapan pribadi yang
melaluinya seseorang digembalakan contohnya Yesus dengan Nikodemus, Yesus
dengan perempuan Samaria, Yesus dengan perempuan yang anaknya meninggal dan
lain sebagainya. Pada saat melakukan perkunjungan, Dia mendatangi mereka
di tempat mereka bekerja. Yesus pergi ke pantai, sumur, pasar, rumah
pemungut cukai dan tempat-tempat ibdah.
Dengan meneladani tindakan Yesus, sebenarnya seorang gembala sidang sedang
memperoleh sebuah kesempatan untuk bertemu langsung dan memperoleh informasi
tentang kebutuhan spiritual jemaatnya. Selain itu dengan perkunjungan pastoral,
seorang gembala dapat berdoa bagi setiap jemaatnya, memberikan dorongan dan
mengajarkan ajaran-ajaran mulia dari Sang Gembala Agung.
Dengan
apa yang dikatakan diatas menjadi nyata,bahwa perkunjungan pastoral merupakan
alat utama dalam pelaksanaan penggembalaan dalam jemaat. Dan dalam perkujungan
pastoral haruslah kita memperhatikan beberapa hal:
· Mencari anggota jemaat dimana ia berada
Seorang gembala ketika ingin melakukan
perkunjungan, sebelumnya harus memiliki strategi dalam perkunjungan, dalam arti
mempersiapkan diri dalam perkunjungan dimana pun anggota jemaat berada, dan
menyesuaikan diri dengan kondisi jemaat yang akan dikunjungi.
· Siapakah subjek dan objek dalam
perkunjungan
Sebenarnya tiap-tiap perkunjungan seorang kristen
kepada teman, dengan maksud menolongnya atas nama Yesus Kristus sudah merupakan
suatu perkunjungan pastoral. Tetapi dalam hal ini penulis lebih menekankan
kepada perkujungan pastoral dalam jemaat lokal. Jadi yang menjadi subjek dalam
perkujungan partoral ialah para majelis, hamba-hamba Tuhan, dan secara khusus
tugas seorang gembala, dan yang menjadi objeknya keseluruhan jemaat yang ada
tanpa terkecuali.
· Dilakukan berdasarkan konteks/situasi
Dalam perkunjungan pastoral seorang gembala harus
bisa menempatkan diri dalam setiap perkujungannnya, atau dalam arti lain harus
bisa menyesuaikan diri dengan keadaan jemaat yang dikunjunginya. Mulai dari
tingkatan sosia, budaya/kebiasaan, dan juga situasi jemaat itu sendiri ketika
perkunjungan di lakukan.
Bab IV
Tujuan perkunjungan partoral
a. Hanya melalui
perkunjungan maka pendeta dapat mengetahui secara langsung keadaan jemaat yang
sebenarnya. Percakapan pastoral akan membuka pintu yang tertutup, memberi
pencerahan dan menembus benteng pertahanan diri.
Banyak jemaat sangat berhati-hati dan tidak terbuka dengan masalah mereka pada orang lain tetapi perkunjungan akan memecahkan kebisuan masalah dan membuat mereka dapat terbuka akan masalah mereka. Kesepian akan bertemu dengan harapan dan depresi rohani akan mengalami kebebasan.
Banyak jemaat sangat berhati-hati dan tidak terbuka dengan masalah mereka pada orang lain tetapi perkunjungan akan memecahkan kebisuan masalah dan membuat mereka dapat terbuka akan masalah mereka. Kesepian akan bertemu dengan harapan dan depresi rohani akan mengalami kebebasan.
b. Kegunaan perkunjungan adalah
untuk mengetahui secara tepat, siapa saja yang membutuhkan bimbingan rohani.
Tidak ada seorang psikiatri dapat dengan bebas melakukan hal ini. Oleh karena
itu pendeta yang baik akan lebih berpotensi dari pada profesional sekuler.
c. Orang tua yang lemah
sangat tergantung akan kualitas dan konsistensi perkunjungan pastoral. Tanpa
kunjungan mereka hanya dapat mengakses pelayanan melalui media elektronik
dengan godaan menjadi sentimentil dan fanatik.
d. Pengaruh yang besar
dari pelayanan pastoral tidak dapat diharapkan jika perkunjungan diabaikan.
Dengan kunjungan yang rutin pendeta bisa mendapat kesempatan untuk mengetahui
keluarga yang bertumbuh, pendatang baru, perubahan kematangan kaum muda.Sebuah
periode kunjungan akan mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya adalah orang yang
kesepian yang sedang menunggu pendeta untuk membuka percakapan tentang berbagai
hal
e. Satu kegunaan perkunjungan
adalah mengajar para pelayan untuk lebih baik lagi dalam mendoakan orang. Ia
dapat membuat daftar jemaat dan mengunjungi secara periodik. Ia membuat waktu
khusus untuk berpuasa dan mendoakan nama-nama dalam daftar itu.Perkunjungan
akan membangun karakter kita sendiri, karena kita menyentuh langsung pada
tempramen orang lain, konflik yang besar dan ketakutan karena tekanan. Hal ini
akan meningkatkan kemampuan kita.
f. Salah satu
keuntungan bagi pendeta yang melakukan perkunjungan adalah ia dapat menyusun
kotbahnya berdasarkan masalah yang ditemui dalam perkunjungan. Kotbah yang
disampaikan dapat menjawab kebutuhan dan masalah yang ada.
g. Ketika jemaat melihat energi,
empati dan ketulusan hati dari pendeta di rumah mereka sendiri , maka mereka
akan lebih serius melaksanakan seruan mimbar untuk keadilan sosial dan
berkomitmen untuk penginjilan.
Meskipun pada
prinsipnya tugas pendeta adalah mengunjungi dari rumah kerumah (Kis 5:42) sudah
diakui dan diterima secara luas, tetapi pada pelaksanaannya juga mengalami
kesulitan, yaitu:
1. Permintaan pelayanan yang
tidak masuk akal.
2. Pengaturan waktu antara
waktu untuk organisasi dan waktu perkunjungan yang seharusnya fleksibel pada
keadaan darurat
3. Permintaan kunjungan
segera dari jemaat yang tinggal jauh akhirnya menyisakan sedikit waktu saja
4. Banyak anggota yang
bekerja sehingga tidak ada di rumah dan ketika mereka punya waktu di sore atau
malam hari, pendeta sudah punya jadwal acara pertemuan sore lainnya.
Idealnya
kunjungan pastoral dilakukan secara rutin, sedikitnya satu orang atau satu
keluarga dikunjungi sekali dalam setahun. Hanya dengan cara ini pendeta dapat
mengetahui dari tangan pertama tentang aspirasi, pergumulan dan tantangan
jemaat. Perkunjungan, secara nyata akan mengetahui adanya kasih dan penolakan,
kegembiraan dan kesedihan, harapan dan ketakutan. Melalui perkunjungan pendeta
dapat masuk kedalam kehidupan pribadi yang paling dalam dan member pendampingan
danp ertolongan akan kebutuhan mereka DASAR THEOLOGIS Allah mengunjungi dan
menebusu mat-Nya (Luk1:68).
Seperti Tuhan sebagai Gembala yang baik mau meninggalkan sembilan puluh sembilan dan mencari satu domba yang hilang, maka kita harus mau meninggalkan kenyamanan jemaat dan mencari satu jiwa yang terhilang (Mat18:12). Perkunjungan pastoal adalah cara utk menunjukkan kemuliaan Allah yang telah mengunjungi manusia sebagai manusia dalam Kristus.
Akar kata Ibrani untuk visit atau kunjungan adalah pagad, dalam Yunani adalah episkopeo dan dalam Latin adalah visitare ,mempunyai dua pengertian:
Seperti Tuhan sebagai Gembala yang baik mau meninggalkan sembilan puluh sembilan dan mencari satu domba yang hilang, maka kita harus mau meninggalkan kenyamanan jemaat dan mencari satu jiwa yang terhilang (Mat18:12). Perkunjungan pastoal adalah cara utk menunjukkan kemuliaan Allah yang telah mengunjungi manusia sebagai manusia dalam Kristus.
Akar kata Ibrani untuk visit atau kunjungan adalah pagad, dalam Yunani adalah episkopeo dan dalam Latin adalah visitare ,mempunyai dua pengertian:
- Memeriksa atau
membuktikan dengan menguji
- Melihat bahwa
semuanya berjalan sesuai perintah
Kunjungan
pastoral mencakup kedua hal ini yaitu untuk melihat apakah iman orang yang
dikunjungi bertumbuh dan memeriksa apakah saat ini iman itu berkembang.
Visitasi adalah tugas pengembalaan yang tidak hanya sekali bertemu dengan anggota jemaat di gereja, tetapi diteruskan dengan memberi mereka makan di rumah. Disinilah akan terjadi hubungan yang dalam. Oleh karena itu pengembalaan tidak dapat dilakukan dengan mesin penjawab telepon, pesan lewat komputer (e-mail) atau surat yang tidak pribadi dan Ini bukan pembicaraan umum tetapi antar pribadi.
Visitasi adalah tugas pengembalaan yang tidak hanya sekali bertemu dengan anggota jemaat di gereja, tetapi diteruskan dengan memberi mereka makan di rumah. Disinilah akan terjadi hubungan yang dalam. Oleh karena itu pengembalaan tidak dapat dilakukan dengan mesin penjawab telepon, pesan lewat komputer (e-mail) atau surat yang tidak pribadi dan Ini bukan pembicaraan umum tetapi antar pribadi.
CONTOH
PERKUNJUNGAN Puncak dari kunjungan Allah adalah dalam pelayanan Jesus dari
Nazaret. Kunjungannya adalah untuk menebus umat-Nya (Lukas 1:68) dan Ia
menerapkan beberapa model perkunjungan: Yesus berinteraksi langsung muka dengan
Nikodemus (Yohanes 3:1-9), Perempuan Samaria (Yohanes 4:1-42), Kepala pasukan
(Matius 8:5-10), Janda yang anaknya meninggal (Lukas 7:11), Perempuan dari
Kanaan (Matius17:14-21)Yesus mengunjungi kota-kota dan desa-desa di Yudea,
Samaria dan Galilea. Ia sering masuk kerumah orang yang mau mendengar-Nya, baik
rumah orang kaya maupun orang miskin untuk mengajar (Markus 1:39; 17:11; 23:5;
Yohanes 12:3).
Kunjungan
Yesus disertai pelayanan kesembuhan Orang lepra (Matius 8:2-4). Bartimeus
(Markus 10:46-52) Orang buta sejak lahir (Yohanes 9:1). Yesus memberitakan akan
adanya pemerintahan Allah kepada semua lapisan masyarakat Orang Saduki (Matius
22:23-33) Orang Parisi (Matius 12:2-6).Orang Herodian (Matius22:15-22) Masa
kini perkunjungan pastoral tidak terbatas hanya kepada anggota jemaat saja,
tetapi harus menjangkau semua suku dari semua kelas sosial.Yesus menyediakan
waktu khusus untuk retreat dan berbicara dalam keadaan tidak terburu-buru
dengan murid-murid-Nya (Matius 5:1, 17:1-13, Lukas 9:28);
Yesus
mengunjungi orang dirumah mereka sendiri Rumah Lewi pemungut cukai (Lukas
5:29); Rumah Maria dan Marta (Lukas 10:38-42); Rumah Simon si lepra (Matius
26:6); Ketika Yesus melakukan perkunjungan maka Ia menghadirkan hadirat Allah,
melihat hati yang paling dalam, mendengarkan mereka dengan empati dan meminta
mereka untuk bertobat dan beriman.Model kunjungan Rasul-rasul Setelah
rasul-rasul dibebaskan dari Makamah Agama mereka mengajar di Bait Allah dan di
rumah-rumah (Kisah 5:42). Paulus melakukan perkunjungan dan juga mengajar
dirumah-rumah (Kisah20:20). Rasul-rasul mempraktekkan apa yang Yesus ajarkan
jika melakukan perkunjungan ke rumah-rumah (Matius 10:12-14). Pendeta harus
belajar merubah cara berbicara jika menghadapi jemaat agar tidak frustasi
Galatia4:20).
Bab V
Kesimpulan
Kunjungan
pastoral sangat penting dilakukan oleh para pendeta kerena sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan iman jemaat.Melalui perkunjungan pastoral kita
dapat melihat kenyataan dan pergumulan hidup yang dijalani oleh jemaat,
sehingga dalam menyusun kotbah dapat menyampaikan kotbah yang menjawab
kebutuhan. Dalam setiap situasi dalam perkunjungan, tugas sentral kita tetap
sama yaitu menjelmakan Kristus ke dunia dan menjadi mediator kasih Allah kepada
setiap manusia. Kehidupan berjemaat masa kini lebih kompleks dari pada
kehidupan berjemaat di zaman Rasul Paulus. Perkunjungan pastoral sangat penting
bagi pemeliharaan iman warga jemaat, untuk mempertahankan kesaksiannya ditengah
masyarakat dunia ini.
Pada
masa kini, kehidupan orang setiap hari di pengaruhi kepentingan lahiriah, nafsu
kedagingan, materi dan kekuatan super natural. Semua itu merupakan tantangan
iman bagi warga gereja. Para pelayan Tuhan harus peka terhadap tantangan iman warganya
itu dan minimnya penguatan melalui pembinaan kepada mereka. Keterbatasan itu
harus diantisipasi, untuk memperkecil risiko yang mungkin terjadi. Karena itu
sebagai bagian dari pelayanan gereja, perlu dan penting untuk melakukan
perkunjungan pastoral kepada jemaat, sebagai upaya memelihara iman jemaat.
Supaya mereka dapat kecerahan hati dan pikirannya. Sehingga mereka dapat
mempertahankan imannya dan tetap setia kepada Tuhan.
Leave a Comment